Kamis, 15 Januari 2009

AMERIKA, ISRAEL DAN PBB

Kembali hari hari dipenghujung 2008 menjadi petaka bagi kemanusiaan, Agresi Isreal kepada Bangsa Palestina, menyentakkan komunitas internasional, bahkan agresi ini disebut sebagai genosida dan mengarah pada perang terbuka.
Serangan membabi buta serdadu Israel menewaskan ratusan orang dan hal ini tidak saja menjadi tragedy yang mengerikan sekaligus menjadi ancaman keamanan bagi kedamaian Timur Tengah secara keseluruhan. Bahkan seharusnya bangsa arab dapat beraksi lebih keras tetapi sampai hari ini hanya Iran dan Yordania yang memberikan respond an kecaman terhadapa sikap keras kepala Bangsa Israel, sementara yang lain seperti Arab Saudi, Mesir dll masih sebatas wait and see, belum menunjukan reaksi yang lebih reaksioner.
Amerika sebagai salah satu Negara yang menjadi sekutu paling akrab Israel kembali memperlihatkan sikap politik ganda, dan berkepala dua, bahkan dalam Resolusi DK PBB terbaru AS lebih memilih Abstain artinya tidak mengambil siakp apa apa, berbeda ketika menyikapi persoalan Irak, amerika justru sebagai Negara yang paling getol melakukan lobi lobi di PBB, sehingga sanksi dapat segara dilakukan.
Amerika memang menjadi fenomena atas eksistensi Israel di Tumur Tengah, bahkan dengan standar ganda yang dilakukan Amerika membuat Israel ‘berlantas angan’ dan merasa tidak mempunyai beban, dan dengan leluasa melakukan aktivitas meliter yang sangat mencengangkan dunia.
Serangan dari segala arah dan penjuru, membuat Israel benar benar bak pendekar mabuk, membabi buta, bahkan ekses yang ditimbulkan luar biasa, korban bergelimpangan, infrastruktur dihancur leburkan, dan kases dunia Internasioanl ditutup sepihak sehingga menyulitkan pekerja kemanusian melakukan misinya di daerah komplik.
Apapun alasannya tentusaj sikap yang ditunjukan Isreal adalah sebagai salah satu bentuk terhadap pelecehan terhadap hokum internasional dan hokum perang, ketika misi kemanusian di proteksi sedemikian rupa, banyak korban yang tidak terurus, banyak suplai makan dan obat yang tertahan diperbatasan, maka tidak ada cara lain yang lebih tepat, PBB harus segera bertindak.
Tapi persoalannya mekanisme resolusi PBB yang tidak demokratis memaksa dunia harus gigit jari, sebagai Negara yang memiliki hak veto, Amerika memiliki kekuatasn untuk memaksa kehendak dan membatalkan resolusi. tentu saja persoalan ini menjadi bertambah rumit, ketika keputusan 14 Anggota DK PBB dapat dibatalkan oleh salah satu Negara yang memiliki fasilitas hak veto, dan salah satunya Amerika Serikat.
Lantas, politik main mata juga tengah diperagakan oleh Negara Negara maju yang juga memilik hak veto yang sama dengan Amerika, seperti Inggris, Prancis, China dan Rusia, kalaupun mereka dapat merubah peta politik dunia saat ini tetap saja tidak dilakukan. kita bisa lihat bagaimana sikap Negara Negara maju yang lesu dan tidak begitu angresif melakukan tekanan terhadap Israel, kecuali ada beberapa Negara yang bersuara keras, seperti Venezuela, Brazil dan Kuba, tetapi sepertinya sikap keras itu hilang diterpa angin Samudera Atlantik.
Saat ini memang tidak banyak yang bisa diharapkan dari peran PBB yang tidak signifikan, jika Amerika masih bermuka dua, maka saatnya dunia Islam lebih memaninkan peran dalam mendorong upaya perdamaian sehingga proses kearah terwujudnya gencatan senjata lebih rill dan konkrit. Tentu saja ini butuh energi yang luar biasa dan keinginan bersama sesame negara Arab, sehingga dapat membuat aksi bersama untuk mendukung terciptanya proses perdamaian yang lebih adil dan bermartabat.
Sementara itu seruan komunitas internasional dari berbagai Negara juga diperlihatkan lewat berbagai aksi kecaman terhadap segenap aktiitas meliter Israel yang membabi buta, dapat memberikan dorongan moral bagi pemangku kepentingan diTimur Tengah sehingga dapat memaksa Israel untuk menaati resolusi PBB yang lunak itu, sehingga setidaknya ada usaha yang lebih konkrit dalam penghentian serangan Israel, dan kemudian dapat dilakukan penaganan persoalan kemanusiaan yang terjadi.
Bantuan yang mengalir dari segenap penjuru dunia dapat disalurkan segera dan bermanfaat untuk mencegah terjadinya tragedy kemanusiann yang lebih parah dan serius. andai saja Isreal tidak menunjukkan sikap arogansi sempit, maka persoalan ini akan dapat dicarikan solusinya dengan segera kearah terwujudnya perdamaian.
Opsi terakhir jika persolan ini makin berlarut maka bisa saja akan memancing perang terbuka dan akan melibatkan lebih banyak kekuatan, dan tentu saja ketakutan akan terjadinya perang yang lebih besar tidak akan terelakkan, dan ini menjadi petaka yang mungkin menimbulkan dampak yang lebih besar dan luas. dan tentu saja akan terjadi adu kekuatasn dan perlombaan penggunaan persenjataan, dan akan menyeret kepentingan yang lebih luas, termasuk memancing perang baru, dan bisa saja akan terjadi perang dunia III yang ditakutkan banyak pihak.
Disamping itu faksi faksi yang ada diPalestina seharusnya bersatu dan saatnya meninggalkan perbedaan guna menghadapi Agresor yang mencabik cabik bagsa Palestina, tentu saja para pemimpin faksi yang bersebrangan selama ini perlu mengambil langkah langkah solutif dan cerdas sehingga lebih memberikan kekuatan untuk melawan kebiadan tentara Israel, kalau tidak Bangsa Palestina akan tinggal sejarah dan stabilitas dunia arab hanya akan menjadi angan belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar