Rabu, 24 Desember 2008

Leonardy Asal Bunyi

Terkait berita harian Haluan, 24/12/2008, bahwa kualitas pendidikan tinggi kita rendah, indikasinya adalah dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi yang berminat jadi PNS.
Pendapat ini tentunya perlu dikaji lebih jauh, apakah asbun atau memang memiliki data yang bisa dipertanggungjawabkan. jika lulusan sarjana berbagai perguruan tinggi lebih cendrung melamar jadi PNS, tentu saja bukan karena lulusan tidak siap pakai, tetapi memang karena lulusan perguruan tinggi secara umum di negeri ini memang belum didisaign sedemikian rupa sehingga mampu masuk ke pasar kerja, hal ini tentu terkait erat dengan sistem pendidikan itu sendiri yang memang cendrung tidak siap pakai, ada pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan kita baru menghasilkan lulusan, dari tidak tahu menjadi tahu, dan ini berangkali perlu dudukkan oleh semua sthokeholders terutama bagi yang memang memangku kepentingan dibidang pendidikan.
Kembali ke tema, apa yang dikatakan Leonardy Harmaini ketua DPRD Sumbar, bahwa kualitas pendidikan kita rendah dan apapula hubungannya dengan tingginya minat jadi PNS. karena kualitas rendah maka melamar jadi PNS, atau PNS yang ada direkrut dari orang orang yang berkualitas rendah, banyak sekali relasi yang bisa dihubung-hubungkan, tetapi satu kesimpulan yang dapat kita tarik, Lulusan perguruan Tinggi berkualitas rendah, dan berminat menjadi PNS.
saya justru tidak setuju, jika Alumsi berbagai perguruan tinggi kita berkualitas rendah, mesti ada research yang valid untuk mengukur tingkat kulaitas pendidikan. Masalah makin banyaknya yang berminat jadi PNS itu sesungguhnya soal lain, terutama ketika krisis ekonomi, yang membuat orang tidak leluasa bergerak, dansalah satu peluang yang masih ada adalah PNS, seentara kelanggengan jadi karyawan dan terancam PHK massal.
Sementara untuk menjadi usahawan madiri tentu butuh kapital atau modal yang cukup dalam artian modal yang bisa di perolah viaa akses perbankan, sementara saat ini memang iklim perbankan lagi tidak sehat, dan perbankaan pun kurang respek pada sektor riil.
Dan Leonardy menuding hal ini karena rendahnya kualitas pendidikan, anda setuju.

SEBERAPA PERLU IKLAN POLITIK

Pemilu tinggal menghitung minggu, para kontestan, caleg berlomba merebut pengaruh masa, berbagai trik dan kiat memang manjadi salah satu andalan untuk 'menjual diri', spanduk dan baliho bertebaran dimana-mana, dari pinggir laut sampai jalan raya, dari layar kaca sampai media baca, selebaran dan poster.
Menjadi syah dan lumrah saja ketika semua calon berlomba untuk pasang tampang dan wajah dengan berbagai mimik, ada yang senyum simpul, senyum nyengir, senyum sumbang, bahkan yang tidak biasa tersenyum melalui "rekayasa" grafis memasaksakan diri tersenyum, hasilnya masyarakat sendiri yang akan menilai.
Tetapi sesungguhnya, resep paling jitu adalah, memberikan pelayanan kepada masyarakat, membantu kebutuhan masyaraakat, menolong dan menerima keluhan masyarakat, membantu kala masyarakat butuh bantuan dan menolong saat mereka butuh pertolongan, akan sangat sia sia jika bantuan yang diberikan pertolongan yang dilakukan disaat mereka tidak membutuhkan, kalaupun mereka terima maka maknanya akan terasa lain, dan hasil yang ingin anda dapatkan tentu tidak maksimal.
Saya punya sedikit pengalaman, Saya kebetulan merantau dan tidak tinggal dikampung, kendati jaraknya hanya 60 KM dari kampung tempat saya lahir, dan kebetulan Paman saya juga merantau sekota dengan saya, sebut saja namanya Hasan Bagi saya Paman itu bukan sekedar pelayanan masayarakat, kendati hakikinya dia bukan siapa siapa dan tidak pula pegawai pemerintah, dia hanya seorang guru honorer, lulusan diploma Agama Islam, dengan kondisi ekonomi pas-pasan, siang kesekolah, sore hingga malam mengajar mengaji dari rumah kerumah, maksud saya begini, apapun keluhan masyarakat dikampung, ingin bikin akta kelahiran, atau ada yang sakit dan dirawat di RSUD Kota Kabupaten Saya, dia selalu menjadi tempat singgah, dan tempat penyelasaian masalah, kalau butuh ini dan itu, termasuk tetek bengek administrai, dari urusan yaang paling rendah sampai yang paling tinggi sekalipun dia siap dan semuanya urusan selesai, karena pergaulannya yang lumayan. artinya lagi, beliau selalu menjadi tumpuan dan haaarapan untuk mengurai masalah.
NAh, apa salahnya jika calon anggota legislatif melakukan hal yang sama, keinginan yang memang datang dari nawaitu yang murni dan dalam, tidak instan, sesaat dan ambil muka. dan lagian masyarakat sudah dapat menilai dengan objektif kira kira siapa yang dapat menjadi "wakil"nya nanti, bukan sekedar orang yang hanya mengejar target sesaat.

Kisah Mesum Siswi SMU Air Haji

Beredarnya video porno oknum siswi SMU Linggo Sari Baganti, memukul dunia kependidikan di Pesisir Selatan. Banyak pihak menyayangkan beredarnya adegan syuur itu secara luas dimasyarakat. Akibat kecerobohan pasangan belia yang belum terikat talipernikahan itu, bikin geger, semua pihak tersentak, guru, kepala Sekolah, tokoh masyarakat, alim ulama cadiak pandai, hingga pejabat daerah.
Bahkan terungkapnya kasus ini diyakini sebagai fenomena gunung es, artinya banyak lagi kasus kasus serupa yang tidak terungkap kepermukaan, dan menjadi Pekerjaan rumah bagi pengelola pendidikan,termasuk orang tua untuk mengawasi pergaulan anak anaknya.
Orang tua justru jangan hanya mengandalkan pengawasan sekolah saja dan kemudian membebankan kepada pihak sekolah untuk bertanggungjawab. Hal ini tentu tidak adil karena itu para orang tua harus ekstra waspada untuk tetap mencurigai pergaulan anak anaknya, baiuk disekolah maupun diluar sekolah, dan yang terlebih penting lagi memberikan pemahaman tentang sek yang sehat dan amandalam artian bahwa sebelum adanya ikatan resmi, hubungan terlarang mesti menjadi jalur awas dan tabu.