Rabu, 24 Desember 2008

SEBERAPA PERLU IKLAN POLITIK

Pemilu tinggal menghitung minggu, para kontestan, caleg berlomba merebut pengaruh masa, berbagai trik dan kiat memang manjadi salah satu andalan untuk 'menjual diri', spanduk dan baliho bertebaran dimana-mana, dari pinggir laut sampai jalan raya, dari layar kaca sampai media baca, selebaran dan poster.
Menjadi syah dan lumrah saja ketika semua calon berlomba untuk pasang tampang dan wajah dengan berbagai mimik, ada yang senyum simpul, senyum nyengir, senyum sumbang, bahkan yang tidak biasa tersenyum melalui "rekayasa" grafis memasaksakan diri tersenyum, hasilnya masyarakat sendiri yang akan menilai.
Tetapi sesungguhnya, resep paling jitu adalah, memberikan pelayanan kepada masyarakat, membantu kebutuhan masyaraakat, menolong dan menerima keluhan masyarakat, membantu kala masyarakat butuh bantuan dan menolong saat mereka butuh pertolongan, akan sangat sia sia jika bantuan yang diberikan pertolongan yang dilakukan disaat mereka tidak membutuhkan, kalaupun mereka terima maka maknanya akan terasa lain, dan hasil yang ingin anda dapatkan tentu tidak maksimal.
Saya punya sedikit pengalaman, Saya kebetulan merantau dan tidak tinggal dikampung, kendati jaraknya hanya 60 KM dari kampung tempat saya lahir, dan kebetulan Paman saya juga merantau sekota dengan saya, sebut saja namanya Hasan Bagi saya Paman itu bukan sekedar pelayanan masayarakat, kendati hakikinya dia bukan siapa siapa dan tidak pula pegawai pemerintah, dia hanya seorang guru honorer, lulusan diploma Agama Islam, dengan kondisi ekonomi pas-pasan, siang kesekolah, sore hingga malam mengajar mengaji dari rumah kerumah, maksud saya begini, apapun keluhan masyarakat dikampung, ingin bikin akta kelahiran, atau ada yang sakit dan dirawat di RSUD Kota Kabupaten Saya, dia selalu menjadi tempat singgah, dan tempat penyelasaian masalah, kalau butuh ini dan itu, termasuk tetek bengek administrai, dari urusan yaang paling rendah sampai yang paling tinggi sekalipun dia siap dan semuanya urusan selesai, karena pergaulannya yang lumayan. artinya lagi, beliau selalu menjadi tumpuan dan haaarapan untuk mengurai masalah.
NAh, apa salahnya jika calon anggota legislatif melakukan hal yang sama, keinginan yang memang datang dari nawaitu yang murni dan dalam, tidak instan, sesaat dan ambil muka. dan lagian masyarakat sudah dapat menilai dengan objektif kira kira siapa yang dapat menjadi "wakil"nya nanti, bukan sekedar orang yang hanya mengejar target sesaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar